Selasa, 22 Februari 2011

Istighatsah: Mendatangi Kuburan Orang-orang Shalih

Oleh: Lajnatu ad-Da-imatu lil-Buhuts al-Ilmiyati wal-Ifta' TANPA HAK CIPTA. Anda diperbolehkan menyebarluaskan, mengutip/menyalin sebagian atau seluruh isi dari artikel ini dengan syarat Anda tidak melakukan perubahan apapun, tidak untuk tujuan komersil dan harus mencantumkan sumbernya. Pertanyaan: Lajnatu ad-Da-imatu lil-Buhuts al-Ilmiyati wal-Ifta' ditanya; “Ada sebagian orang ketika dalam keadaan tertimpa musibah dan bencana, menyeru dalam do'anya; 'Ya Rasulullah!' Atau selain Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam dari para wali. Ketika dalam keadaan sakit mereka mendatangi kuburan orang-orang shalih dan ber-istighatsah (memohon bantuan/pertolongan) dengan perantaraan mereka. Mereka mengatakan; 'Sesungguhnya Allah akan menghilangkan bala' (musibah) dengan perantaraan orang-orang shalih. Memang kami memohon pertolongan kepada mereka tetapi niat kami adalah kepada Allah karena Allah-lah yang memberi pengaruh.' Apakah (perkataan dan perbuatan) seperti ini syirik atau tidak, dan apakah mereka dikategorikan sebagai orang-orang musyrik, padahal mereka (juga) mengerjakan shalat, membaca al-Qur'an dan amal shalih yang lainnya?” Jawaban: Apa yang mereka lakukan itu merupakan perbuatan syirik yang dahulu telah dikerjakan oleh orang-orang jahiliyah. Mereka dahulu menyeru (berdo'a) dan ber-isthatsah (memohon bantuan) kepada Lata, Uzza, Manat, dan yang lainnya sebagai pengagungan (pemujaan) mereka terhadap para berhala tersebut, dengan harapan dapat mendekatkan mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka mengatakan: Artinya: “Kami tidak menyembah mereka (para berhala) melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” (QS. az-Zumar [39] : 3) Mereka juga mengatakan: Artinya: “Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah.” (QS. Yunus [10] : 18) Padahal Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa doa adalah ibadah. Doa tidak boleh ditujukan kecuali hanya kepada Allah, dan Allah Subhanahu wa Ta'ala sendiri telah melarang berdoa kepada selain-Nya. Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman: Artinya: “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian itu) maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim. Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus [10] : 106-107) Kaum muslimin diwajibkan membaca dalam setiap rakaat shalatnya, ayat: Artinya: “Hanya Engkau-lah yang kami sembah dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan.” (QS. al-Fatihah [1] : 5) Hal itu sebagai petunjuk bagi mereka bahwa ibadah tidaklah boleh ditujukan kecuali hanya untuk-Nya, dan bahwa memohon pertolongan tidaklah boleh kecuali hanya kepada-Nya, bukan kepada orang-orang mati baik dari para Nabi dan orang-orang shalih. Janganlah anda tertipu dengan banyaknya shalat, puasa, dan bacaan al-Qur'an mereka karena sesungguhnya mereka (orang-orang yang ber-istighatsah kepada mahluk) termasuk orang-orang yang tersesat jalannya di kehidupan dunia ini, sementara mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya. Yang demikian ini karena (ibadah mereka) tidak dibangun di atas pondasi tauhid yang bersih, sehingga ibadah mereka itu hanya (sia-sia belaka) bagaikan debu yang berterbangan. Dalil-dalil dari al-Qur'an dan as-Sunnah yang menyatakan kesyirikan serta terhapusnya amal mereka banyak sekali. Tengoklah ayat-ayat al-Qur'an dan as-Sunnah yang shahih serta kitab-kitab buah tangan ulama Ahlus-Sunnah! Kami memohon kepada Allah hidayah-Nya untuk kami dan Anda. sumber : http://ahlussunnah.info/artikel-ke-52-istighatsah-mendatangi-kuburan-orang-orang-shalih Incoming search terms: doa istighatsah sunah mendatangi sakit Kategori: Aqidah Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah, Lajnatu ad-Da-imatu lil-Buhuts al-Ilmiyati wal-Ifta’, Majalah Fatawa Tag: isthatsah, istighatsah, kuburan, orang shalih, syirik, tawassul Sumber: Artikel ini diangkat dari Fatawa li al-Lajnah ad-Da'imah 1/498-500, pertanyaan ke-2 dan ke-5 dari Fatwa no. 9027. Disusun oleh Syaikh Ahmad Abdur-Razzaq ad-Duwaisy, Darul-Asimah Riyadh. Disalin ulang dari Majalah Fatawa edisi 6/I, Dzulqa'dah 1423 H.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar